Aku ingin bercerita sedikit, tentang keinginanku. Mungkin ini terlihat seperti mimpi, tapi gapapa kok. Jadi ceritanya, sejak kegiatan #DiRumahAja karena
pandemi, gatau kenapa suka aja gitu coba-coba resep viral, resep simple atau
resep masakan rumahan sederhana. Mungkin karena efek banyak waktu luang
sehingga menyisakan waktu buat mengkhayal, akhirnya aku jadi kepikiran kenapa
nggak punya bisnis kuliner sendiri? Terlihat seperti ngimpi, apalagi
soal bisnis, tipe orang yang spontan kayak aku emang cocok? Secara bisnis pasti
butuh prepare dan analisis kan. Walaupun terlihat seperti ngimpi, aku ngotot
cari tau di google apa sih tantangan dalam berbisnis kuliner, dan dari
hasil-hasil berbeda sumber yang aku temui, aku dapat merangkum inilah tantangan
dalam melakukan bisnis kuliner.
1. Perencanaan
Perencaan dalam bisnis kuliner itu
sangat perlu dilakukan. Karena melalui perencaan bisnis kita dapat mengetahui
bagaimana cara mengawali sebuah bisnis, memprediksi masa depan, melihat resiko
jenis bisnis kuliner yang kita pilih, menentukan alternatif apabila rencana
tidak sesuai di masa yang akan datang, dan mengefisiensi sumber daya serta
meminimalkan pekerjaan yang sia-sia dan kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Keuangan atau Finansial
Modal awal untuk membuka dan
menjalankan bisnis nggak boleh diremehkan. Pemilik baru membutuhkan modal dalam
jumlah besar untuk menyewa tempat usaha (walaupun untuk tempat usaha murah
sekalipun), biaya pegawai, menyiapkan bahan makanan, furniture dan dekorasi.
Katanya, bisnis kuliner yang baru nggak bisa menghasilkan untung yang besar
selama beberapa waktu loh. Dan bahkan tidak hanya tentang modal awal, finansial
akan tetap jadi tantangan untuk ke depannya.
3. Kompetisi dan Trend
Saat ini bisnis kuliner sangat
banyak bermunculan, apalagi di kota-kota besar dan kota-kota padat penduduk. Ya
namanya banyak bisnis kuliner muncul di suatu lokasi, udah pasti terjadi
kompetisi kan. Maka dari itu seorang pebisnis harus tahu cara memasarkan
bisnisnya, bagaimana mendatangkan pelanggan baru dan bagaimana mengembangkan
pelanggan tetap. Kita juga harus tau tentang perkembangan trend. Karena dari
trend ini bisa jadi peluang maupun bencana bagi bisnis kita. Contohnya waktu
lagi trend makanan vegan, hal ini berpengaruh banget sama pebisnis daging
dimana jumlah konsumer jadi menurun. Oleh karena itu, kita harus bijak
mengambil keputusan, jangan juga ikut-ikut trend tapi setelah trend berakhir
malah kandas.
4. Supplier yang Tepat
Sebagai pebisnis kuliner pemula,
mungkin agak sulit untuk mengembangkan dan memelihara kemitraan dengan supplier
yang tepat. Karena dalam menemukan supplier yang tepat itu butuh waktu, waktu
untuk apa? Waktu untuk mengevaluasi keandalan, kualitas, biaya, dan sebagainya.
Maka dari itu dari sumber bacaan yang aku dapat, perlu waktu untuk meneliti dan
terhubung dengan semua pemasok yang kita perlukan untuk menjalankan bisnis.
5. Marketing
Memilih strategi pemasaran itu tricky.
Apalagi buat yang baru pertama kali berbisnis kuliner. Kita harus tau gimana
caranya pemasaran, branding, makna dari brand kita itu apa, dan sebenarnya
desain juga termasuk marketing loh.
6. E-Commerce
Kehadiran E-Commerce menjadi
salah satu tantangan bagi pebisnis kuliner. Karena konsumen saat ini lebih
mengerti teknologi dan manfaat teknologi itu sendiri. Contohnya sih seperti
memesan makanan atau minuman lewat online. Kalau kita hanya terpaku sama kedai
offline kita bisa kalah. Karena bisa aja seharusnya kita punya beberapa
pelanggan yang suka sama produk kita, tapi nggak mau keluar sehingga memilih
memesan online, tapi sayangnya bisnis kita hanya jualan makanan secara offline,
jadinya calon pelanggan kita beralih ke bisnis kuliner tersedia online
dan delivery.
7. Staff
Pebisnis kuliner juga harus tau
pentingnya memiliki karyawan yang tepat. Mencari kandidat yang berkualitas
untuk menjadi satu tim yang baik. Pemilihan karyawan juga gak boleh asal buka
lowongan pekerjaan, tapi juga harus ada deskripsi pekerjaan yang terperinci
dengan persyaratan khusus. Memanfaatkan wawancara juga sangat membantu dalam
perekrutan karyawan. Karyawan juga jangan jadi beban buat bisnis, oleh karena
itu perekrutan dan pelatihan karyawan berkualitas itu sangat membantu dalam
mengurangi tenaga kerja.
Setelah aku baca semua tantangan bisnis kuliner di atas, rasanya kayak wow hahaha. Yakin aku bisa? Secara aku sendiri belum pernah punya bisnis sendiri, hanya waktu SD pernah jualan roti aja, itupun nggak ada manajemen sama sekali, melainkan hanya dengan motto “yang penting dapat duit” ditambah lagi aku ini kena musibah dalam lingkup diri sendiri aja gampang ambyar, gimana kalau musibah dalam lingkup bisnis dan itu menyangkut hidup orang lain, juga dengan tantangan-tantangan di atas aku sendiri gatau apakah aku sudah siap untuk membuka usaha atau belum dan apakah nanti aku bakal sanggup.
Mau ngimpi atau nggak, aku sebenarnya masih berharap bisa punya bisnis sendiri, mau itu kuliner, kosmetik atau skincare. Tapi yaudahlah, jadi penulis aja mungkin ya hahaha.
Yang jelas, buat kalian yang sedang baca ini dan kebetulan mau mulai berbisnis kuliner, aku harap rangkuman ku tentang tantangan berbisnis kuliner ini dapat membatu kalian dan aku doakan semoga bisnis kalian sukses terus ya! Setidaknya kalau aku nggak bisa berbisnis, aku bisa sedikit terlibat dalam membantu orang yang mau berbisnis hehehe. Terus semangat buat kamu (atau mungkin kita) calon entrepreneur sukses.
Saya dulu juga pengen punya restoran yang nyajiin menu Chinese food. Dari SMP saya belajar masak Chinese food, sempat mau masuk sekolah masak tapi dilarang keluarga. Singkatnya cita2 saya kandas.
ReplyDeletePengalaman saya cuma pernah kerja di warung tempe penyet, warung soto Betawi, dan sharing dari om yang buka warung pecel lele dan bakso.
Kalau sekarang saya mau jualan kuliner bakal saya mulai dari yang low risk, sambil membentuk mental dan pengalaman. Saya bikin masakan yang rada awet misal rendang atau frozen food, jualnya di online aja. Nanti lama2 meningkat bikin warung kecil.
Tapi entah kayanya saya nggak bakal bisa terjun di kuliner. Udah terlanjur punya pekerjaan lain yang cukup nyita waktu.
Gapapa mba, kadang Tuhan memang tidak memberi apa yg kita inginkan, tapi apa yg kita butuhkan :)
DeletePapaku pengusaha bakery sbnrnya. Tp jujur aku blm tertarik utk ikut terjun di perusahaan dia. Krn sbnrnya blm PD mba hihihi.. aku terbiasa kerja di company yg mana semua aturannya udh jelas. Tinggal ikut perintah. Sementara di perusahaan papa, suatu saat aku bakal pegang kendali kalo memang tertarik terjun di sana. Dan kayak yg kamu tulis, aku blm siapa aja :D. Ga gampang pastinya, apalagi bisnis yg udh dibangun bertahun2. Kalo sampe jatuh pas aku yg pegang, rasanya kok nyesek yaaa. Aku prnh bilang ke papa, aku mau kerja di sana, tp bukan sbg pengendalinya.. itu mending adikku yg pegang sih Krn dia udh pengalaman. Aku LBH milih kerja sebagai accounting ya :D.
ReplyDeleteWah kerenn. Jadi penasaran sama papanya kakak, gimana caranya bisa bangun bisnis dan bertahan seperti itu. Keren kak! 😍
DeleteBisnis kuliner ?
ReplyDeleteYakin dong
Hehe
yap hehe
DeleteTerima kasih atas sharingnya. Tapi memang bisnis tidak mudah dan butuh belajar dulu. Sekaligus bisa belajar sambil terjun di lapangan sih.
ReplyDeletebener banget kak!
DeleteSaya pernah bisnis kuliner, memang banyak yang kudu dipersiapkan dan sebisa mungkin jangan cepat menyerah.
ReplyDeleteSaya cuman bertahan sekitar 1 tahunan dan kemudian semua inventaris kayak cetakan kue, oven dll, jadi nangkring deh :D
Bukan passion saya di bidang kuliner, saya tuh hanya suka menulis, pokoknya di depan laptop.
musuhan banget ama dapur :D
hahaha, lah kok bisa musuhan kak XD
DeleteDari dulu pengen sih punya bisnis cafe gtu, cuma emang modalnya harus gede ya.
ReplyDelete