Alkisah, ada seorang pemuda di
taman, ia hendak menangkap kupu-kupu. Ia mengendap, kemudian Haappp!... tak terjangkau. Kemudian ia
mengejar kupu-kupu berikutnya. Karena selalu luput, gerakannya semakin liar.
Tapi sayangnya, hal itu membuat semua kupu-kupu terbang menjauh dan semakin
sulit dijangkau.
Kupu-kupu ibarat kebahagiaan.
Mengejarnya bukan berlari dan menerjang tak tentu arah. Bukan pula menerobos
tanpa perduli apa yang kita rusak. Semakin buru-buru semakin ia menjauh. Proses
menggapai kupu-kupu diandaikan sebagai perjalanan hidup yang tentunya ada
masalah yang harus kita hadapi. Tak bisa dihindar dan hadapi dengan sikap yang
tepat. Bagaikan segenggam garam yang dilarutkan dalam segelas air ketika
diminum akan terasa asin. Bahkan belum sampai ke tenggorokan pun bisa saja
sudah termuntahkan. Sedang segenggam garam yang dilemparkan ke telaga jernih
tak akan mempengaruhi kesegaran airnya ketika masuk ke tenggorokan. Masalah
diibaratkan garam yang rasanya asin. Sedang wadah merupakan hati kita ketika
menerima masalah. Seberapa lapang hati kita menghadapi masalah. Wadah hati yang
sempit akan menjadikan apapun menjadi terasa sulit dan tidak mengenakkan. Tapi
segala sesuatu yang dihadapi dengan wadah hati yang luas dan jernih, tak akan
menjadi masalah bagi dirinya.
Bagian dari kebahagiaan adalah
proses mencapai kebahagiaan itu sendiri. Cintai dan nikmati proses-mu. Proses
keikhlasanmu dalam menerima dan menghadapi segala sesuatu. Bagaikan mendaki,
nikmatilah setiap langkahmu menuju puncak, beratnya tanjakan dan rasa lelah di
tengah perjalanan dan terkadang ingin menyerah, namun ketika kamu telah sampai
pada puncak tertinggi dan melihat ke bawah, hatimu akan bahagia dan bangga,
bukan 100% karena indahnya pemandangan, tapi kamu menyadari bahwa kamu telah
melewati dan menikmati proses hingga tercapailah titik indah itu. Proses dan
perjuangan itu ibaratkan bumbu kehidupan dan menjadikan akhir dari segala
sesuatu terasa lebih indah.
Tak ada kebahagiaan dan
kesuksesan yang instan dan terburu-buru. Sabar, tarik nafas, hembuskan,
lapangkan dada, dan nikmati perjalanannya.
Terima hal yang terjadi dalam
kehidupan ini dan mensyukurinya. Tetapi bukan pasrah dan tidak bertindak. Hanya
saja kita perlu mengucap syukur dalam segala hal. Belajar menikmati apa yang
sedang kita hadapi. Tidak selamanya kepahitan adalah bencana. Adakalanya
kepahitan yang datang ke kehidupan kita sebenarnya merupakan makanan dan obat
penambah tenaga untuk jiwa kita. Hidup ini adalah sebuah perjalanan. Nikmati
dan tetap tersenyum serta bersukacita. Karena yang menjadi masalah bukanlah apa
yang terjadi, melainkan cara pandang dan sikap menghadapinya. Sikap memiliki kekuatan untuk mengangkat atau
menjatuhkan hidup seseorang dan cara pandang bergantung dari kualitas mental
seseorang.
Cintai prosesnya maka
sesungguhnya kamu sedang dirahmati kebahagiaan.
Kerenn,,
ReplyDeleteAda bakat kayaknya jd motivator mbak hehe